Sabtu, 15 Mei 2010

manajemen perkreditan

1. PENGANTAR
Seperti telah disebut-sebut sebelumnya, sesudah bank berhasil memenuhi kebutuhan
akan likuikitas melalui penyediaancadanganprimer dan cadangan sekunder secaramemadai,
maka prioritas berikutnya ialah pemasokan kredit untuk para nasabah.
Tidak ada yang menyangsikan bahwa pemasokan kredit bagi nasabah di samping
merupakan fungsi ,utama,juga merupakan sumber utama pendapatan bank pada umumnya.
Tambahan pula selain itu, pemasokan kredit juga merupakan kegiatan bank yang pada
umumnyadapat menumbuhkanpermintaan akanjasa-jasa bankjenis lainnya seperti misalnya
transaksi transfer dan transaksi valuta asing, dan tidak jarang bahkankegiatan pemasokan
kredit tersebutjuga membawa dampak berupa meningkatnya dana simpanan para nasabah
dalam berbagai bentuknya, yaitu: giro, deposito atau tabungan. '
Oalam bab ini akan diuraikan mengenai masalah pengelolaan kredit-bank. Masalah
pengelolaan kredit atau 'credit management' tersebut cakupannya cukup luas. Pengetahuan
mengenai keaneka ragaman kredit untuk nasabah beserta karakteristik setiap jenis kredit
periu difahamioleh setiap pimpinan bank. Oemikian juga mengenai ketentuan-ketentuan
yang berlaku yang mengatur tentang-kredit perbankan periu difahami juga. Selain faktorfaktor
internal, seperti misalnya strukturdan besarnya aktiva bank yang tersedia, strukturdan
besarnya pasiva bank yang tersedia, jenis, keadaan dan komposisi sarana perbankan dan
personalia yang ada, faktor-faktor eksternal seperti misalnya suasana dunia usaha pada
umumnya dan suasana bisnis perb&nkanpada khususnya, lokasi bank dan lain sebagainya,
merupakan variabel-variabel yang perlu mendapatkan perhatian dari para pengelola bank,
khususnya dalam merumuskan kebijakan manajemen bank pada umumnya dan kebijakan
manajemen perkreditan pada khususnya.
2. FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHA TIKAN DALAM
MERUMUSKAN KEBIJAKAN KREDIT
Seperti telah diuraikan di depan, fungsi penciptaan kredit merupakan salah satu fungsi
pokok untuksetiapbank.Inimembawakonsekuensibahwauntuksemuabank,keberhasilannya
dalam pengelolaan kredit turut menentukan keberhasilan bank dalam menghasilkan laba
maupun juga dalam mempertahankan kelestariannya.
96
Dalam menentukan kebijakan perkreditan, seperti halnya juga dengan kebijakankebijakan
di bidang lain, banyak faktor yang perlu diperhatikan oleh bank. Pada garis
besarnya faktor-faktor tersebut adalah sebagai di bawah ini:
A. FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN:
Bank menjalankan kegiatannya bukanlah dalam alam yang hampa, melainkan dalam
lingkungan yang penuh dengan dinamika. Unsur-unsur yang membentuk lingkungan bisnis
.perbankanyangpokokialah:
I. Suasan~politik dan ekonomi dunia
2. Suasana sosial, politik, kepemerintahan dan hukum nasional.
3. Suasana dunia usaha dan suasana bisnis perbaQkanna~ionaldan lokal.
4. Struktur perbankan yang ada.
5. Keanekaragamanjenis produkjasa perbankan padaumumnya danjenis kredit perbankan
pada khususnya, baik yang ada maupun yang potensial bisa dikembangkan.
B. KEADAAN PERSAINGAN:
Tereakup dalam pehgertian persaingan di sini ialah struktur perbankan/'banking structure'
dalam perekonomian, seperti dimaksudkan dalam butir A4 di atas.Pada dasarnya
pengetahuan mengenai keadaan persainganyang dihadapi oleh sebuah bank merupakan hasil
analisis data faktor-faktor lingkungan dan beniuk-bentuk pasar yang terdapat dalam
perekonomian. Pembedaan bentuk-bentuk pasal-,seperti yang banyakdisajikan oleh bukubuku
teks ekonomi mikro ke dalam bentuk-bentuk pasar monopoli, oligopoli, persaingan
monopolistik dan persaingan sempurna, intinya sangat berguna dalam membuat analisis
keadaan persaingan dalam dunia perbankan, sekalipun penjabarannya dalam-dunia nyata
masalahnya pada umumnya jauh lebih kompleks lagi.
Dari analisis .mengenai keadaan persaingan di pasar, diharapkan dapat diperoleh
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. Bagaimanaposisibank dipasarpenjualan: monopoli,oligopoli, persaingan monopolistik
ataukah poli-poli?
b. Bagaimana posisi bank di pasar pembelian: monops.Jni,oIigopsoni, ataukah monopoli
bilateral?
e. Jenis persaingan yang ada: apakah persaingan bunga/ interest competition' ataukah
persaingan nonbunga.
Untuk perekonomian kita pada masa-masa sekarang dapat diduga bahwa bentuk
pasar yang dijumpai oleh bank-bank pada umumnya berkisar pada bentuk-bentuk pasar
oligopoli, persaingan monopolistikdan poli-poli. Bank yang besar-besar, yang kebijakankebijakannya
memiliki dampak yang eukup kuat dalam pasar adalah eukup beralasan
untuk dikatakan memiliki bentuk pasar oligopoli. Sedangkan untuk bank-bank ukuran
menengah dan keeil yang berlokasi di kota-kota besar, eenderung memiliki bentuk pasar
persaingan monopolistik.
97
--
- ----
c. KEADAAN MELEKAT PADA BANK:
Seperti halnya tidak akan dijumpainya dua orang yang seratus persen sarna, kita dapat
mengatakanjuga di duniaini tidak akan dij"umpaiadanya dua ballkyang seratus persen sarna.
Perbedaan tersebut membawa konsekuensi berupa tidak samanya kinerja yang dicapai oleh
bank yang satu dengan yang dicapai oleh bank yang lain, sekalipun kedua bank tersebut
beropearsi dalam lingkungan yang sarna.
Adapun faktor-faktor yang memb~dakan antara bank/yang satu dengan bank Yattglain,
yang berartijuga yang menyebabkan berbedanya kemampuan bersaing antara bank yang satu
dengan bank yang lain, yang sangat pokok ialah:
1. Struktur organisasi internal bank.
2. Jumlah, mutu dan susunan aktiva, pasiva dan sumber-sumber daya lainnya yang tersedia
bagi bank.
4. Temperamen dan sikap para pemegang pimpinan bank dan para karyawan bank.
5. Lokasi bank.
3. KETENTUAN-KETENTUAN YANG BERLAKU:
Dalam merumuskan kebijakan bank di bidang pemberian pinjaman kepada fi~ak
ketiga, para pengelola bank dengan sendirinya hams memperhatikan di samping faktorfaktor
lingkungan dan faktor-faktor persaingan, juga kebijakian-kebijakan Pemerintah,
termasuk di dalamnya kebijakan-kebijakan Bank Sentral. Kebijakan-kebijakan Pemerintah
dan kebijakan-kebijakan Bank Sentral tersebut tertuang dalam peraturan-p~r~turan hukum '
yang beraneka ragam bentuknya, dari, peraturan-peraturan hukum yang terkodifikasi
dalam kitab undang-undang (khususnya Kit-abUndang-Undang Hukum Perdata dan Kitab
Uhdang-Undang Hukum Dagang) maupun tidak terkodifikasi, peraturan-peraturan
Pemerintah, keputusan-keputusan 'Presiden, keputusan-keputusan Menteri, sampai juga
yang berbentuk surat-sural edaran Gubernur Bank Indonesia. Di bawah ini disajikan uraian
singkat mengenai ketentuan-ketentuan pokok di bidang perkreditan yang berlaku di
,Indonesia 1.
Pengertian
. Pinjaman yang diberikan oleh bank (yaitu yang biasa disebut kredit) dapat didefinisikan
sebagai penyediaan uang a au tagihan-tagihan yang dapat disarnakan dengan itu berdasarkan
persetujuan pinjarn-memin jam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjarn
berkewajiban mehinasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang
telah ditetapkan dalarn perjanjian.
Macam Kredit Berdasarkan Jangka Waktu Kredit
Kalau didasarkan pada jan gka waktu kredit, biasa dibedakan tiga jenis kredit, yaitu:'
1. ~redit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun. Dalarn
kredit jangka pendek juga termasuk kredit untuk tanarnan musiman yang berjangka
waktu lebih dari 1 tahun.
98
2. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangkawaktu antara 1 tahtm sampai
dengan 3 tahun, kecuali kredit untuk tanaman musiman tei1entu.
3. Kreditjangkapanjang, yaitu kredit_yan8berjangka waktu lebih dfIri3 tahun.
Macam Kredit Berdasarkan Pemakai Atau Berdasarkan Tujuan
Yang dimaksud dengan pemalGiikredit ialah fihak yang menerima kredit. Mengingat
bahwa pennintaan akan kredit timbul dari adanya kebutuhan dari fihak peminta kredit untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran yang direncanakan, maka penggolongan kredit
berdfsarkan tujuan erat sekali dengan penggolongan kredit berdasarkan pemakai.
Berdasarkan perbedaan pemakainy~, maka kreditperbankan bisa dibedakan antara:
kredit konsumen, kredit produsen, kredit antar bank, dan terutama di negara-negara maju
juga kredit kepada pemerintah. Kredit produksi dalam artian yang luas mencakupjugakredi{
perdagangan, kredit ekspor, kredit impor, kredit persediaan, 'equipment leasing', kredit
pertaniart,kredit 'realestate' dan sebagainyalagi. '
Jaminan kredit
Menurut ketentuful yang berlaku, bank umum tidak memberikan kredit tanpa jaminan
kepada siapapunjuga. Yang dimaksud denganjam inan adalahJaminan dalarn arti luas yaitu
jaminan yang bersifat materiil maupun yang bersifat immateriil. Fungsi pe~beriailjami~an
tersebut adalah guna memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapatkan
pelunasan dengan ba,rang-barangjaminan tersebut bilamana debitur bercidera janji tidak
membayar kembali hutangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam' perjanjian. Agar
supaya bank dapat melaksanakaifhak dan kekuasaan atas barang'Jaminan teimaksud, inaka
perlu terlebih dahulu dilakukan pengikatan.,secarayuridis formal atas barang jaminan yang
bersangkutan menuruthukum yang-berlaku.
FasUi~ kredit
Kepada fihak-fihak tertentu, antara lain ialah kepada anggotakoinisaris, anggotadireksi,
pemegang saham, perusahaan yang sebagian hak kepemilikannya dimiliki oleh bank, bank
dibenarkan untuk menyediakan fasilitas kredit yangbesarnya dib~tasi oleh ketentuanketentuan
yang berlaku, yang nampaknya pada umumnya merupakan pembatasan terhadap
keleluasaan bank'dalam pemberian kredit.
Sebagai contoh misalnya ketentuan pemberian fasilitas kredit kepada perusahaan yang
sebagian hak kepemilikannya dimiliki oleh bank, berlaku ketentuan bahwa perusahCl'fUl
tersebut diperlakukan sarna dengan debitur atau debitur grup biasa, sehingga terkena
ketentuan batas maksimum pemberian kredit sebesar 20% dari modal seIJfliribank untuk
setiap perusahaan dan sebesar 50% dari modal sendiri bank untuk perusahaan group.
Fasilitas cerukan
Yang dimaksud dengan cerukan adalah pemberian fasilitas pelampauan penarikan atas
saldo rekening giro yang tersedia secara efektif atau pelampauan at;a&m.aksimum pinjaman
yang diberikan berdasarkan akad kredit.
99
---
Mengenai cerukan. bank dapat mempertimbangkan pemberian fasilitas cerukan bagi
para nasabahnya. berdasarkan penilaian terhadap bonafiditas nasabah yang bersangkutan.
dengan ketentuan antara lain ialah bahwa besarnya cerukan yang dapat diberikan kepada
nasabah secara individual setinggi tingginya adalah:
a. Bagi nasabah giro.-sebesar15persen dati saldo rekening giro yangtersedia secaraefektip
pada saat terjadinya cerukan.
b. Bagi nasat>ahdebitur. sebesar 15 persen dari maksimum pinjaman yang diberikan
berdasarkan akad kredit.
4. KARAKTERI5.TIK BEBERAPA JENIS KREDIT
Pada sub-bab 3 telah diuraikan beberapajenis kredit bank. Adapun uraian yang disajikrm
pada sub-bab ters~but ditekankan pada aspek peratl)ran-peraturan hukumnya. Untuk maksudmaksud
p~ngambi1an keputusan manajerial dalam bidang perkreditan tidak hanya pengetahuan
tentang kendala-kendala hukum yang melekat pada berbagai jenis kredit tersebut, tetapijuga
tentang karakteristik, yaitu sifat-sifat khas yang dimiliki oleh berbagai jenis kredit bank
termaksud sahgat relevan pula untuk ikutdipertimbangkan. Di bawah ini 9iuraikan secara
garis besar karakteristik beberapa jenis kredit yang dipandang relevan bagi manajer bank
untuk mempertimbangkannya.
Oalam perekonomian yang mengamh sistem pasar, macam kredit yang disajikan oleh .
bank kepada para nasabahnya banyak sekali macam-ragamnya. Kiranya tidak ada satu
tulisanpun yangmampumemuat semuajenis kreditbank yang terdapat dalam perekonomian.
Ini berarti bahwa apa yang dibicarakari dalam bab ini, atau bahkan juga dahim buku ini,
sifatnya tidak limitatif.
1. Kredit konsumsi; sering juga disebut kredit konsumen.
Yaitu kredit yang di sediakan oleh bank kepada nasabahnya yang berupa orangpeoranganatau
rumah-rumah tangga kelt!arga. yang pemakaiannya dengan sendiri nya
adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran konsumsi mereka. Pada umumnya
konsumenmempunyaisikapyangrelatiflebih emosionaldibandingkandengankelompokpemakai
kredit produsen. Untuk berhasilnya kebijakan manajemen dalam bidang
pemasaran, manajer bank perlo sekalimemperhatikan hal tersebut. Keberhasilan produk
perbankandalambentukkartukredit/' creditcard' erathubungannyadengankarakteristik
tersebut. Keberhasilan fihak tokopenjajabar~mgdagangan konsumsi dalam memperluas
pasar penjualannya dengan cara menerima kartu kredit dapat pula dihubungkan dengan
keberhasilan bank tersebut. Selain itu, derajat kepastian pembayaran kembali,untuk
kredit konsumsi kecenderungannya lebih rendah bila dibandingkan dengan kredit-kredit
produsen. Selanjutnya dapat pula dikatakan , bahwa dari segi besarnya transaksi, untuk
kredit konsumsi dengan sendirinya pada umumnya, relatif kedl, sehingga bank-bank
yang tergolong jenis 'retail bank' -lah. .dengan suku bunganya yang tinggi. mampu
melayani pemasokan kredit-kredit konsumsi dengan berhasil.
2. Kredit produksi.
Ini biasajuga disebut kredit usaha atau kredit produsen, dan boleh dikatakan merupakan
100
---
kebalikan dari kredit konsumen. Untuk kredit produsen fihak pemakai jasa kreditnya
adalah perusahaan. Kredit produksi lebih lanjut bisa dibeda-bedakan lagi:
(a) berdasarkan perbedaan bidang usaha,
(b) berdasarkan perbedaan fungsi pembelanjaan dari segi pemakai kredit, dan
(c) berdasarkan perbedaan macamjaminan.
Di bawah ini disajikan beberapa contoh berbagai macam kredit produsen t~rsebut:
A. Jenis-jenis kredit produsen berdasarkan bidang usaha:
I. kredit usaha dagang,
2. kredit usaha tani,
3. kredit usaha perkebunan, 4. kredit 'real estate', dan seterusnya.
B. Jenis kredit produsen berdasarkan fungsi pembelanjaan:
I. kreditinvestasi..
2. kredit candak-kulak,
3. kredit modal kerja, dan seterusnya.
C. Jenis kredit produsen berdasarkanjaminan:
I. kredit kolateral, yaitu kredit dengan jaminan surat berharga,
2. kredit dengan jaminan aktiva tetap,
3. kredit tanpa jaminan, dan seterusnya.
Kredit usaha dagang yang banyak dimanfaatkan oleh pedagang-pedagang kecil yang
banyak dijumpai dalam perekonomiankita banyak yang berbentukkredit candak-kulak, dan
oleh karenanya banyak yang merupakan kreditjangka pendek. Usaha dagang ukuran besar
di lain fihak, dengan melihat pola kegiatan serta jenis barang dagangannya, mempunyai
peluang yang menguntungkan untuk menggunakan baik kredit jangka pendek yang
menggunakanbarangdagangan sebagaijaminan, kredit modalkerja danjuga kredit investasi
yang dalam alam deregulasi suku bunganya mempunyai kecenderongan lebih rendah
dibandingkan dengan suku bunga jangka pendek.
Macam kredit yang dibutuhkan oleh petani sawah dan petani palawija misalnya juga
berbeda dengan kredit yang dibutuhkan oleh perusahaan perkebunan. Kalau melihat pola
fluktuasi kegiatannya, maka tidak sulit untuk menyimpulkan,bahwa dalam ke banyakan hal
kredityangtepat diberikankepadapara petani sawahdan petani palawijaadalahkreditjangka
pendek. Sedangkanbagi perkebunan, yang padaumumnya cocok ialah kreditdenganjangka
waktu lebih daripada satu tahun. Adapun berapa lebihmya waktu yang diperlukan, hal itu
tergantung pada panjang-pendeknya umur tanaman untuk mulai bisa berbuah secara
menguntungkan.
5. ANALISIS KREDIT DAN TOLOK UKUR SEKIAN C
Sebelumnya telah disinggung-singgung bahwa tujuan pokok analisis kredit ialah
untuk mengetahui kemauan serta kemampuan calon debitur dalam memenuhi kewajiban
pembayaran bl;1ngadan pokok pinjaman tepat pada waktunya.
101
---
Dalam usaha memperoleh pengetahuan mengenai kemauan serta kesediaan memenuhi
kewajiban calon debitur menurut pendapat Norman J. Collins hilah bahwa pada wawancara
tahap pertama, bank bisa mengajukan serangkaian pertanyaan, yang kurang lebihnya
sebagai berikut:2
I. Siapakah peminjammya?
2. Mengapa ia datang di bank mengajukan p~rmohonan pinjaman, padahal [sebelumnya]
ia bukan nasa bah bank?
3. Berapa besar kredit yang dibut uhkan?
4. Kredit akan dipergunakan untuk apa?
5. Bagaimana kredit y~mgdiminta dapat memecahkan masalah yang dihadapai oleh
pemintakredit? I
6. Mengapa berpendapat demikian?
7. Bilamanakah pinjaman ,akan dilunasi?
8. Dari manakah dana yang dipergunakan untuk melunasi pinjaman berasal?
9. Informa~i keuangan apa sajakah yang dapat diperoleh'?
10. Dari segi keuntungan apakah artinya pinjaman tersebut bagi peminjam clanjuga bagi
bank yang memberikan pinjaman?
i I. Bila calon. peminjam belum menjadi nasabah, dari mana sajakah ia memperoleh
pinjaman sebelumnya?
Dari rangkaian pertanyaan di atas, yaitu yang terdiri dari sebelas pertanyaan, sebagian
informasi yang dibutuhkan mungkin telah bisa dirasakan cukup. memadai, dan sebagian
mungkin masih belum berhasil diperoleh secara memadai. Kredit yang nilainya kecil-kecil
seperti yang banyak disajikan oleh BPR (Bank Perkreditan Rakyat) analisis kredit yang
diturunkan dari data dan informasi yang ber hasil dikumpulkan melalui sebelas pertanyaan
yang diajukan ol~h pimpinan bank,.atau bahkan oleh kasir, sesederhana yang digambarkan
di atas, pada umumnya bisa dikatakan cukup memadai. Tetapi untuk kredit-kredit yang
diberikan olehbank-bankumum dikota-kota besar, analisis kredit yang lebih terinci dan lebih
lengkap pada umumnya sangat diperlukan.
Baik analisis ¥edit yang sederhana seperti yang dilakukan oleh bank-bank perkreditan
rakyat di desa-desa kecamatan ataupun yang cukup kompleks, seperti yang dilakukan oleh
kebanyakan bank-bank raksasa dikota-kota besar, tujuan pengumpulan data dan informasi
mengenai pemohon kredit dan mengenai kebutuhan atau permintaan kredit yang mereka
ajukan adalah sarna, yaitu menerapkan t%k ukur aneka C.
Tolok ukur aneka C ini, yaitu tolok ukur yang bisa berbentuk t%k ukur 3C, t%k
ukur 4C, t%k ukur 5C, t%k ukur 6C dan seterusnya nampaknya merupakan tolok ukur
yang usianya cukup panjang yang tidak mengalami aus dengan berjalannya waktu.
Dalam buku yang ditulis. pada tahu~ 1951 ~leh Roland I. Robinson misalnya,
diketengahkan adanya beberapa variasi bertahap. penggunaan tolok ukur C dalam
ana}\sis kredH. la mengatakan bahwa tiga C yang paling banyak dipakai ialah: 'character',.
'capacity' dan 'capital'. Ini yang pokok. Terhadap bentuk yang pokok ada yang
102
menambahkan 'collateral', 'coverage' dan' conditions' . Mereka yang arif, tidak mustahil
bisa menainbahkan C yang lainnya lagi 3. '.
Dari aneka kemungkinanjumlah tolok ukur Ctersebut, nampaknya yang paling banyak
disebut-sebut dalam literatur adalah lima C, dengan urutan seperti berikut: Character,
Capaciity, Capital, Collateral dan Condition:
CHARACTER.
Ini merupakan tolok ukur C yang paling penting. Yang dimaksud dengan 'character' di
sini ialah karakter dari peminjam. Integritas dan kejujuran dari peminjam merupakan faktor
yang paling menentukah. Oleh karena itu harns diberi bobot paling bany ak. Catatan peristiwa
masa lampau dari peminjam merupakan bayangan apa yang akan ia tampilkan pada waktuwaktu
mendatang. Kalau pada waktu yang iampau ia tertib dalam melaksanakan kewajiban
mengangsur ilUtangnya, maka di waktu-waktu mendatangpun akan demikian juga
kecenderungannya.
CAPACITY.
Yang dimaksud dengan kapasitasl' capacity' ini ialah kemampuan pimpinan perusahaan
yang mengajukan permohonan kredit dalam mengelola perusahaannya. Kalau kemampuan
dalam mengelolanya baik, maka.laba yang diperoleh perusahaan akan besar. Ini dengan
sendirinya memungkinkan perusahaan memenuhi kewajiban membayar bunga dan pokok
pinjamannya juga.
CAPITAL.
Perusahaan dengan mQdalyang besar menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan
untukdalam keadaan terpaksamelikuidasi kekayaannyaguna melunasikewajiban-kewajibari
perusahaan. Dengan demikian berarti bahwa semakin tingginya perbandingan antara modal
sendiri dengan hutang perusahaan semakin tinggilah prioritas diberikan.
COLLA TERAL.
Yang dimaksud dengan pengertian 'collateral' ialah jaminan dalam'bentuk aktiva,
d~am artian bahwa apabila fihak peminjam tidak mampu memenuhi kewajibannya, maka
aktiva yang digunakan sebagai jarninari dijual dan hasil penjualannya dipergunakan untuk
memenuhi kewajiban terseb~t.
Kiranya perlu mendapatkan perhatian bahwa 'col/ateral' tidak dapat menyebabkan
kredit yangjelek menjadi kredit yang baik. Palingjauh hanya menyebabkan denganadanya
'collateral' kredit tersebut.bertambah baik; Selain itu 'collateral' tidak bisa menggantikan
atau menutup dua C pertama (yaitu 'character' dan 'capacity') yang lemah.
CONDITIONS.
Yang dimaksud dengan 'conditions' disini ialah apa yang bisa disebut SUasanadunia
usaha/ 'business conqitions' , yaitu istilah lain untuk keadaan perekonomian, khususnya
dilihat dengan menggunakan kacamata perusahaan. Dalam mengambil keputusan apakah
103
- -- ---
permohonan kredit investasi dikabulkan atau tidak, bank perIu memperhatikan apakah
perekonomian menghadapi keadaan resesi atau bahkan depresi; ataukah ekspansi. Selain itu
perkembangan teknologidapat mengakibatkanbertambah pendeknya umurekonomis sebuah
pen~namanmodal;hinggakemampuanpeminjamdalammelunasi hutang-hutangnyanantinya
semakin diragukan.
6. ANAL/SIS RASIO KEUANGAN UNTUK ANAL/SIS KREDIT
Angka yang meminjukkan perbandingan antara nilai keuangan yang satu dengan nilai
keuangan yang lain untuk perusahaan yang sarna biasa disebut rasio keuangan, angka
banding keuangan, rasio finansial, angka banding finansial, yang semuanya merupakan~
peng-Indonesiaan istilah 'financial ratio'.
Interpretasi, yang tidak lain merupa kan hasil analisis terhadap rasio-rasio keuangan
tersebut banyak manfaatnya, baik bagi fihak pimpinan perusahaan sendiri maupun bagi
fihak-fihak di luar perusahaan yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan
bersangkutan. Salah satu di antara fihak-fihak luar perusahaan yang banyak mempunyai
kepentingan terhadap perusahaan seperti yang dimaksud ialah bank. Untuk mendapalkan
gambaran mengenai kemampuan debiturdalam memenuhi ke.wajiban-kewajibanmembayar
yang timbul dari pemanfaatan kredit yang diterimanya dari bank, bank bisa mengambil cara
membuat analisis rasio keuangan perusahaan debiturnya.
Rasio-rasio keuangan calon debitur yang perlu mendapatkao perhatian bank sebagai
calon kreditur, dengan menggunakan berbagai macam kredit yang bisa ditawarkan, dapat
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok rasio keuangan, yaitu kelompok-kelompok rasio
keuangan likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Ketiga kelompok rasio keuangan tersebut
dalam praktek saling kait-mengkait.
7. SEKELUMIT RASIO KEUANGAN
Rasio keuangan yang banyak digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas sebuah
perusahaan yang akan dibahas dalam dalam bagian ini berturut-turut ialah: rasio lancar
('current ratio'), rasio uji cair ('quick ratio' atau 'acid-test ratio'), lama penagihan rata-rata
('average collection period'), perputaran piutang ('receivable turnover'), perputaran
persediaan ('inventory turnover'), dan perputaran modal kerja '(net) working capital
turnover' ).
'CURRENT RATIO' ATAU 1~.ASIOLANCAR
Rasio lancar yang merupakan angka perbandingan antara nilai aktiva lancar dengan
nilai pasiva lancar, sangat lazim digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam melunasi kewajiban-kewajibanjangka pendeknya. Dalam literatur banyak disebutsebut
bahwa dari sudut pandangan kreditur jangka pendek, rasio lancar setinggi 2,0 yang
dipelihara atau dimiliki oleh debitur merupakan angka minimum yang bisa diterima.
Adapun penalarannya ialah bahwa apabila debitur menjumpai kesulitan dalam rpelunasi
kewajibannya yang sudah jatuh tempo dan terpaksa harus menguangkan beberapa jenis
104
aktiva lancarnya secara tergesa-gesa dengan hargajual yang pada umumnya terpaksanya
lebih rendah dibandingkan dengan harga bukunya, maka penurunan harga aktiva lancar
yang dicairkanl diuangkan tersebut pada umumnya masih cukup untuk melunasi seluruh
kewajibanjangka pendek perusahaan yang ada, yaitu selama tingginya rasio lancar dalam
keadaan semula tidak lebih rendah daripada dua.
Bank banyak memperhatikan rasio keuangan ini. Mengingat demikian banyak dan
demikian pentingnya bank memperhatikanrasiokeu angan ini telahmenyebabkanbanyaknya
penulis yang memberikan (nama) parabanl'nickname' 'banker's ratio'/rasio bankir.
Terhadap rasio keuangan ini hendaknya diingat,bahwa pemberian kreditjangka pendek,
entah bank yang memberikan kredit jangka pendek, leveransir ataupun fihak lain, akan
langsung menyebabkan menurunnya nilai rasio lancar tersebut.
Selanjutnya perIu kiranya diketengahkan di sini, bahwa rasio lancar mempunyai sifat
tingginya berubah-ubah dari waktu ke waktu. Begitu perusahaan memperoleh kredit dari
bank atau dari leveransir, rasio lancar seketika itu juga menurun. Sebaliknya, sesaat
perusahaan membayar angsuran atau pelunasan hutang jangka pendeknya, rasio lancar
nilainya meningkat. Sekalipun, di dalam kedua kejadian tersebut, nilai modal kerja netonya
sarna sekali tidak mengalami perubahan.
Dengan dengan demikian dapat dikatakan bahwa pola perubahankegiatan yang sifatnya
mllsiman berpengaruh terhadap naik-turunnya rasio lancar perusahaan. Sebagai contoh,
ambil saja toko sepatu. Pada beberapa minggu, atau sebulan dua bulan menjelang hari raya
ldulfitri, hari raya Natal dan hari-hari dimulainya tahun akademik baru, permintaan akan
sepatu mulai meningkat. kemudian menurun d,enganmencapai titik terendah pada hari-hari
raya tersebut. Untuk menghadapi kenaikan permintaan tersebut toko sepatu perlu menaikkan
besarnya persediaan.
Kalau peningkatan persediaan barang dagangan tersebut dibiayai dengan cara
mengurangi uang tunai perusahaan, maka rasio lancar perusahaan tidak mengalami
perubahan. Sebab pada transaksi seperti itu hanya struktur aktiva lancarnya saja yang
mengalami perubahan, sedangkan nilai total aktiva lancar dan nilai total passiva lancarnya
sarna sekali tidak mengalami perubahan, sehingga rasio lancarpun tidak mengalami
perubahan juga.
Akan tetapi penumpukan persediaan yang dilaksanakan dengan hanya dibiayai dari
uang tunai yang ada pada umumnya sangat terbatas dan jauh di bawah jumlah yang
dibutuhkan untuk menghadapi meningkatnya permintaan yang bersifat musiman tersebut.
Untuk mengatas inya, pada umumnya perusahaan memanfaatkan sumber pembiayaan dari
leveransir dan atau dari bank berupa kreditjangka pendek. Kalau demikian halnya, maka
pada bulan-bulan atau minggu-minggu menjelang melangitnya volume penjualan, rasio
lancar perusahaan pada umumnya rendah. Hal mana kiranya mudah difahami, karena
bertambah besarnya hutang jangka pendek baik dari leveransir maupun dari bank, yang
dibarengi oleh meningkatnya nilai aktiva lancar (dengan jumlah yang sarna), tentu
mengakibatkan menurunnya rasio lancar.
105
----
Setelah masa puncak kegiatan penjualan terla mpaui, yaitu pactawaktu-waktu pembelian
sepatu barn untuk masuk sekolah barn, untuk masuk kelas barn, untuk Lebaran atau untuk
Natalan sudah banyak menurun, maka rasio lancar perusahaan akan ditemui agak sedikit
lebih tinggi dibandingkan dengan pada waktu perusahaan memperbesar persediaan barang
dagangannya. Hal ini disebabkan karena perusahaan menjual barang dagangannya dengan
harga juallebih tinggi dibandingkan dengan harga yang mendasari nilai persediaan barang
dagangan pada neraca.
Selanjutnya, sesudah uang hasil penjualannya terkumpul, maka dana tersebut bisa
dipergunakan untuk mengurangi hutang perusah aan kepada para leveransir, bank dan para
krediturjangka pendeklainnya.Penguranganhutangkepadakrediturjangka pendekperusahaan
tersebut yang dengan sendirinya langsung akan mengakibatkan naiknya 'rasio lancar'
perusahaan.
RASIO UJI CAIR
Untuk mengetahui tingginya likuiditas sebuah perusahaan pemohon kredit dengan
hanya melihat rasio lancamya saja tidak cukup untuk dapat meyakinkan bahwa perusahaan
tersebut dalam waktu dekat tidak menjumpai kesulitan dalam memenuhi kewajiban melunasi
hutang-hutangnya. Kalau misalnya sebuah perusahaan memiliki rasio lancar yang tinggi,
akan tetapi dari seluruh nilai aktiva Iancarnya sebagian besar berupa persediaan bergerak
pelan/'slow moving inventory', yaitu persediaan yang berubahnya menjadi uang tunai
memakan waktu lama, maka perusahaan bisa juga menghadapi kesulitan dalam melunasi
kewajibannya. Hal mana kiranya mudah difahami kalau kita ingat, bahwa persediaan, dalam
keadaan yang biasa, tidak dapat langsung dipergunakan untuk melunasi hutang.
Dengan menggunakanpertimbangan tersebut, makauntuk mengetahui tinggi-rendahnya
likuiditas sebuah perusahaan pemohon kredit , di samping mempergunakan tolok ukur rasio
lancar, bank biasanyajuga memperhatikan tolok ukur 'quick rasio', yang seringjuga disebut
'acid-test ratio' atau rasio uji cairoRasio uji cair ini merupakan rasio yang menunjukkan
angka perbandingan antara nilai 'quick assets' dengan nilaihutangjangka pendek. Sedangkan
yang dimaksud dengan 'quick assets' atau aktiva likuid ialah semua aktiva lancar kecuali
persediaan dan berbagai macam uang muka.
Sebagai pegangan kasar biasanya angka 1,0 untuk rasio uji cair merupakan angka
minimum yang perlu dipertah~kan oleh perusahaan debitur, agar supaya debitur tidak
mengalami ketidakmampuan dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya.
LAMA PENAGIHAN RATA-RATA
Rasiokeuangan lamapenagihan rata-rata ('average collection period ,)biasadipergunakan
sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat likuiditas aktiva lancar yang berbentuk piutangjangka
pendek. Adapun rumus atau formula rasio keuangan lama penagihan rata-rata ialah:
piutang niaga neto =
penjualan kredit: 365 hari
106
Dalam menginterpretasikan rasio lama penagihan rata-rata ini, dasar perbandingan
yang paling tepat dipergunakan ialahjangka waktu kredit penjualan. Apabila jangka waktu
kredit penjualan yang dipergunakan oleh perusahaan adalah dua bulan (atau 60 hari), maka
lama atau masa penagihan rata-rata sebesar 49 hari, harus diinterpretasikan bahwa tingkat
likuiditas piutang calon debitur cukup tinggi. Sedangkan apabila jangka waktu kredit
penjualan yang dipergunakan hanya satu bulan, maka berarti sekitar 63% dari nilai piutang
telah mengalami keterlambatan pembayaran selama rata-rata 19 hari.
PERPUT ARAN PIUTANG
Rasio perputaran piutang memberikan gambaran kepada analis laporan keuangan
mengenai berapa kali tiap tahunnya dana yang tertanarn dalarn piutang berputar dari bentuk
piutang kebentuk uang tunai, kemudian kembali ke bentuk piutang lagi.
Kalau tujuannya hanya sekedar untuk menilai tingginya likuiditas aktiva lancar berupa
piutang jangka pendek, andaikan rasio masa penagihan rata-rata angkanya sudah tersedia,
maka rasio perputaran piutang tidak diperlukan lagi. Adapun alasannya ialah karena
hubungan antara kedua rasio tersebut sebetulnya hanya merupakan hubungan kesamaan saja.
Apabila masa penagihan rata-ratanya rendah , maka rasio perputaran piutamg mempunyai
nilai yang tinggi. Dan viceversa. Ini berarti bahwa piutang yang merniliki angka perputaran
yang tinggi menunjukkanjuga tingginya kualitas piutang niaga yang dimiliki oleh perusahaan.
Adapun rumus yang dapat dipergunakan untuk rnenghitung angka perputaran piutang ialah:
Hasil Penjualan Netto =
Piutang Niaga Rata-Rata, Netto
PERPUTARAN PERSEDIAAN
Rasio keuangan perputaran persediaan diperlukan untuk menilai tingkat likuiditas
persediaan yangdimilikioleh perusahaan. Apabilalain-lain hal sarna,rnakatingkatperputaran
yang tinggi menunjukkan tinggi pula likuiditas persediaan. Sebaliknya rendahnya angka
perputaran persediaan dapat disebabkan oleh banyaknya 'slow moving inventory', yang bisa
disebabkan oleh adanya barang dagangan atau hasil produksi yang tidak begitu laku lagi
dijual dipasar; olehkarenaketinggalanjaman, misalnya.Demikianjuga rendahnyaperputaran
bahan baku dan barang setengahjadi dapat pula disebabkan oleh tidak bisa dipergunakannya
lagi sebagian dari persediaan tersebut untuk diolah 1ebih lanjut: baik oleh karena produk
akhirnya sudah ketinggalanmodeataukarena telahrusak atau tidak lagirnemenuhispesifikasi
teknik untuk dipergunakan dalam produksi.
Tinggi-rendahnya perputaran persediaan yang optimal sangat bervariasi, tergantung
antara lain pada jenis bidang usaha, kebijakan pembelian dan kebijakan persediaan dan
metode produksi yangdipergunakan. Toko mebel padaumumnya memiliki angka perputaran
persediaan yang rendah. Sebaliknya rurnah-rumah rnakan memiliki angka perputaran
persediaan yang tinggi. Perusahaan penghasil kain dengan menggunakan benang sebagai
107
---
bahan bakunya cenderung memiliki tingkat perputaran persediaan yang lebih tinggi daripada
tingkat perputaran persediaan perusahaan penghasil kain yang semacam tetapi yang
menggunakan kapas sebagai bahan bakunya.
Untuk perusahaan-perusahaan dagang, perputaran persediaannya biasa disebut 'merchandise
turnover', sebab persediaannya hanya berupa persediaan barang dagangan.
Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan pabrik, perputaran persediaan bisa dalam beberapa
bentuk, yaitu: perputaran (persediaan) bahan baku, perputaran bahan pembamu, perputaran
suku cadang, perputaran barang setengah jadi atau perputaran persediaan dalam proses dan
perputaran barang jadi.
Rumus untuk menghitung angka perputaran barang dagangan adalah sebagai berikut:
harga pokok penjualan
=
persediaan barang dagangan rata-rata
Untuk perusahaan manufaktur, khususnya bagi para kreditur jangka pendek, kiranya
perlu diingatkan bahwa masing-masin g komponen persediaan yang terdiri dari persediaan
bahan baku, suku cadang, barang setengahjadi dan barangjadi masing-masing mempunyai
sifatyangberbeda-beda,khususnyayangmenyangkutnilailikuidasinya.Yangpadaumumnya
mempunyai harga likuidasi sangat rendah ialah persediaan barang setengah jadi. Untuk
barang jadi, hanya hasil produksi yang ketinggalan mode saja yang nilai likuidasinya bisa
sangat rendah. Sedangkan untuk bahan baku dan suku cadangl' component parts', pada
umumnya nilai likuidasinya relatif tidak begitu jauh dibandingkan dengan harga bukunya.
Namun demikian, dari semuanya ini, peranan ada tidaknya inflasi dan metode penilaian atas
berbagai macam bentuk persediaan termaksud, tidak bisa diabaikan.
PERPUTARAN MODAL KERJA
Rasio keuangan yang paling banyak disebut-sebut sebagai tolok ukur likuiditas sebuah
perusahaan ialah rasio keuangan 'current ratio '/rasio lancar. Memang dengan
membandingkan besarnya nilai aktiva lancar dengan nilai pasiva lancar kita memperoleh
gambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembayaran atas kewajiban
jangka pendeknya. Mendasarkan pada kerangka pemikiran tersebut, maka dalam literatur
banyak yang mengatakan bahwa dalam idaripada 2,0 dari segi kepentingan para kreditur jangka pendek sudah bisa dianggap cukup
aman. Oengan perkataan lain, pendapat tersebut mengatakan bahwa ditinjau dad segi
likuiditas badan usaha, perusahaan yang memiliki rasio lancar setinggi dua bisa dikatakan
cukup likuid.
Bagi perusahaan, terpenuhinya tuntutan likuditas badan usaha yang cukup tinggi, masih
belum cukup. Oi samping pimpinan perusahaan harus menjaga kelancaran pembayaran
hutang-hutang jangka pendeknya, ia juga hams menjaga agar supaya kelancaran kegiatan
sehari-hari perusahaan tidak terganggu kelancarannya. Oengan perkataan lain, di samping
hams memelihara likuiditas badan usaha, pimpinan perusahaan harus pula mcmelihara
108
likuiditas perusahaan. Dalam hal tingginya rasio lancaryang dibutuhkan untuk terpenuhinya
likuiditas badan usaha tidak sarna dengan yang dibutuhkan untuk terpeliharanya likuiditas
perusahaan, maka perusahaan harns memilih yang tertinggi di antara kedua macam likuiditas
tersebut.
ANGKA KELIPATAN PENDAPATAN TERHADAP BUNGA
Istilah lain untuk rasio keuangan ini ialah 'times interest earned', yang mempunyai
kependekan dari 'the number of times, interest has been earned' , dengan terjemahan harfiah
'jumlah berapa kali beban bunga telah dapat ditutup oleh pendapatan". Ini termasuk rasio
keuangan solvabilitas, oleh karena rasio ini menunjukkan semakinjauh nilainya di atas angka
satu, bisa diinterpretasikan sebagai semakin terjamin kelestarian perusahaan. Selanjutnya
berarti, semakin terjamin pula pembayaran bunga dan pengembalian modal pinjaman jangka
panjang perusahaan.
Rumus untuk menghitung rasio keuangan 'times interest earned' adalah sebagai berikut:
laba sebelum pajak + bunga obligasi =
bunga obligasi
ANGKA KELIPATAN PENDAPATAN TERHADAP BEBAN TETAP
Rasio keuangan ini sebetulnya tidak banyak berbeda dari rasio keuangan angka kelipatan
pendapatan terhadap bunga. Hanya saja apabila beban tetap perusahaan tidak hanya berupa
bunga, maka rasio keuangan angka kelipatan pendapatan terhadap bunga menghasilkan rasio
keuangan solvabilitas yang kurang tepat.
Rumus untuk menghitung rasio pendapatan terhadap beban tetap adalah seperti di bawah
1m:
Pretax Profit + Bond Interest + Other Fixed Charges =
Bond Interest + Other Fixed Charges
CAT AT AN:
Yang dimaksud dengan 'fixed charges' ialah beban-beban tetap perusahaan, seperti
misalnya sewa yang sudah dijanjikan dibayar setiap bulan, setiap kuartal atau setiap
tahun. Bunga obligasi yang setiap tahunnya harns dibayar, juga merupakan salah satu
bentuk dari 'flXed charge' perusahaan.
8. RANGKUMAN
Bagi setiap bank, pemasokan kredit kepada para nasabah merupakan kegiatan utama.
Darikegiatan tersebut bank memperoleh.penerimaan. Dari hasil penerimaan pali.ng pokok
initah bank membiayai pengeluaran-pengeluaran biaya operasionalnya.
109
Dalam menentukan kebijakan-kebijakanperkreditan, bank perlu memperhatikan
lingkungan bisnis perbankan, keadaan persaingan dan faktor-faktor yang melekat pada bank
bersangkutan. Selain itu bank juga perlu memperhatikan karakteristik yang melekat pada
jenis kredit yang mereka tawarkan.
Karakteristik kredit dapat dihubungkan dengan jenis atau macam kredit, yang dasar
pembedaannya juga bermacam-macam. Kalau pe ngembalian pokok pinjaman beserta bunganya
untuk kredit investasi bisa diharapkan dibiayai dari penghasilan pemakai kredit yang berasal
dari penanaman investasi bersangkutan, untuk kredit konsumsi dibiayai dari penghasilan
pemakai kredit, yang tidak beda dengan yang diperolehnya sewaktu menerima kredit.
Selanjutnya, kredit modal kerja sangat berbeda karakteristiknya dibandingkan dengan
kredit investasi. Perbedaan terdapat juga antara persediaan pabrik pengalengan buah-buahan
di satu pihak, dan kredit persediaan 'departement store', antara kredit petani tembakau
dengan kredit petani cengkeh, antara kredit ekspor dengan kredit candak kulak, dan
seterusnya.
Dengan memahami karakteristik-karakteristik tersebut dan faktor-faktor lainnya seperti
disebutkan di atas, bank dapat menentukan kebijakan-kebijakan mengenai misalnya,jangka
waktu kredit, macam jaminan, cara pengembalian pokok pinjaman, tingginya suku bunga
yang dikenakan dan sebagainya.
Tolok ukur sekian C sangat terkenal dalam analisis kredit. Yang berhasil dijumpai dalam
literatur ialah paling kecil mensaratkan 3C, sedangkan yang terbesar 6C. Enam C yang
dimaksud ialah: character, capacity, capital, collateral, coverage, dan conditions.
Khususnya untuk kredit produsen, kini banyak bank menggunakan analisis rasio keuangan.
Berdasarkan data laporan keuangan dan atau laporan keuangan proforma dari pemohon kredit,
bank bisa menghitung rasio-rasio keuangan pemohon kredit. Dari nilai rasio-rasio keuangan
yang relevan, seperti misalnya rasio lancar, rasio uji cair, angka perputaran piutang, angka
perputaran persediaan, angka perputaran modal kerja, bank dapat memperoleh kelengkapan
informasi mengenai beberapa di antara enam C yang dimaksudkan tadi.
Catatan kaki:
1 Lihat khususnya IKPI,Bab XII blOb
2 Norman J. Collins, "Credit Analysis - Concepts and Objectives" dalam William H.
Baughn dan Charles W.Walker, eds., The Bankers' Handbook, DowJones-Irwin, Inc.,
Illinois, 1966. hal,279-280.
3 Roland I. Robinson, The Management of Bank Funds, McGraw-Hill Book Company,
Inc., New York, 1951, haU27
SOAL LATIHAN
Lingkarilah huruf A, B, C atau D yang menu rut pendapatan Anda merupakan
ungkapan yang paling tepat.
1. Dalam analisis kredit dari kelima C, yang merupakan tolok ukur paling pokok ialah:
110
A. Capital,
e. Collateral,
B. Capacity,
D. Character.
2. 'Banker's ratio' adalah istilah lain untuk:
A. Aktiva lancar, B. Rasio lancar,
e. Rasio uji cair, D. 'Capital adequacy ratio'.
3. Yang tertuang daiamPAKTO'88 adalah:
A. kebijakan deregulasi bidang perbankan,
B. kebijakan debirokratisasi bidang perbankan,
e. kebijakan desentralisasi bidang perbankan,
D. kebijakan dekonsentrasi di bidang perbankan.
4. Fasilitas cerukan merupakan:
A. kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada nasabah sebuah bank umum,
B. potongan pajak atas bunga tabungan atau bunga deposito
e. pelampauan penarikan atas saldo rekening giro atau atas maksimum pinjaman oleh
bank,
D. jawaban a, b, c dan d tidak ada yang betul.
5. Bank lebih suka memberikan kredit kepada perusahaan yang memiliki: A. 'banker's
ratio' yang tinggi, B. tingkat perputaran persediaan yang rendah, e. angka akumulasi
penyusutan atas piutang yang besar D. jawaban a, b, c dan d tidak ada yang betul.
6. Rasio lancarl'current ratio' sebuah toko swalayan berada pada posisi yang tinggi pada
hari-hari: A. menjelang hari raya Idul Fitrie, B. tepat pada hari raya Idul Fitrie, e. pada
saat perusahaan baru saja menerima kredit jangka pendek dari bank menjelang puncak
kegiatan perusahaan D.pada saat sesudahperusahaan melunasihutangjangka pendeknya
kepada bank dan kepada leveransir(yaitu sesudahpuncak kegiatan musimanterlampaui).
7. Yang tidak bisa dikategorikan sebagai kredit konsumsi ialah:
A. kredit yang timbul sebagai hasil penggunaan kartu kreditl' credit card' ,
B. kredit profesi,
e. kredit untuk membelanjai impor beras,
D. jawaban a, b, c dan d tidak ada yang betul.
8. Dalam analisis kredit, yang dimaksud dengan 'condition' ialah:
A. pasang-surutnya perekonomian,
B. keadaan keuangan debitur,
e. tingkat kesehatan bank,
D. jawaban a, b, c dan d tidak ada yang betul.
111
-- ---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GABUNG DENGAN BLOG INI